Dr. Ahmad Bahr
Dengan izin Allah, Imam Asy-Syahid Hasan Ahmad Abdurrahman Al Banna dilahirkan 14 Oktober 1906 di Mahmudiah di distrik Buhairah Mesir. Ia tumbuh di keluarga berpendidikan dan agamis. Ayahnya adalah seorang ulama hadits dan memiliki sejumlah buku dalam disiplin ilmu ini. Ayahnya dijuluki “saaty” karena bekerja sebagai reparasi jam. Imam Al Banna hafal Al-Quran di usia dini. Sejak kecil ia memiliki kecenderungan senang bekerja di bidang keislaman. Ia pernah menjadi ketua Lembaga Akhlak Agama. Ia juga mendirikan lembaga Anti Kemungkaran pada saat masih pelajar SD. Ia lulus SMA umum dan mendapat rangking kelima tingkat nasional Mesir. Ia juga lulus dari Darul Ulum dan termasuk angkatan pertama. Kemudian dia diangkat menjadi guru di salah satu sekolah di Ismailiah.
Kejadian-kejadian Penting Dimasa Hasan Al Banna
- Jatuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1924.
- Pembagian “peninggalan” Khilafah Utsmaniyah dengan kesepakatan yang dikenal dengan nama “kesepakatan Syaks Picot tahun 1915.
- Kolonialisme Inggris atas Mesir.
- Pendudukan dan perampasan tanah Palestina.
- Perpecahan umat.
- Munculah pemikiran sosialisme di Mesir.
- Munculnya semangat nasionalisme kebangsaan dan demokrasi.
- Melemahnya partai Mesir dalam menghadapi penjajahan Inggris.
- Pembelaan terhadap Palestina.
Bagaimana Hasan Al Banna Menjadi Guru di Ismailiah?
“Allah Maha Tahu berapa lamanya malam-malam itu kami habiskan untuk membahas kondisi umat dan berbagai fenomena kemunduran dalam segala bidang. Kami kupas penyakit dan kami berfikir mengatasinya serta menentukan obatnya. Kami sangat terpengaruh dengan apa yang kami bahas hingga kami menangis.” Kisah Al Banna saat itu ketika pasukan Inggris sedang berada di Ismailiah.
Akhirnya, terjadilah baiat antara enam orang yang berkumpul dengan Syekh Al Banna. Salah satu dari enam orang itu menceritakan detik-detik bersejarah itu. “kami ulurkan tangan kami untuk berbaiat di atas tangan beliau. Beliau berkata, “Ulang-ulanglah bersamaku “kami meminta ampun kepada Allah Yang Maha Agung 3x. Kami bertaubat kepada Allah. Kami bertekad tidak melakukan maksiat kepada-Nya. Kami berjanji kepada Allah untuk menjadi saudara karena Allah dan beramal untuk agama yang lurus ini. Dan Allah menjadi Penolong atas apa yang kami katakan.” Kemudian beliau membaca firman Allah,
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا › سورة الفتح الآية10
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.”
Persepsi Ikhwanul Muslimin Terhadap Permasalahan Palestina
Umat Islam semua adalah satu umat yang diikat oleh ikatan akidah.
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[1006], dan Aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (Al Mukminun:52)
Al Banna mengatakan, “Setiap jengkal tanah tempat berpijak seorang Muslim yang menyatakan, “Laa ilaaha illallahu, atau pernah dikibarkan panji-panji Allah, maka sejengkal tanah itu menjadi amanah bagi kaum muslimin. Ikhwanul Muslimin mengimani pentingnya kesatuan Islam. Dan, Palestina adalah bagian penting dari entitas negeri Islam. Konflik dengan Yahudi adalah konflik eksistensi atau kita akan musnah. Jihad di jalan Allah adalah jalan satu-satunya membebaskann Palestina. Ikhwanul Muslimin tidak akan percaya dengan “solusi damai” dengan yahudi.
Al Banna mengatakan, “Jihad adalah kewajiban yang akan berlangsung hingga hari kiamat, dan tingkatan pertamanya adalah pengingkaran di dalam hati dan tingkatan paling tinggi adalah berperang di jalan Allah. Di antara jenis jihad adalah berjihad dengan lisan, pena dan tangan serta menyampaikan kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang dlalim. Dakwah ini tidak akan hidup kecuali dengan jihad. Tingginya dakwah dan luas ufuknya sejajar dengan agungnya jihad dan tingginya harga yang harus dibayar untuk meninggikannya serta banyaknya ganjaran dari Allah.”
Motivasi Jihad
Motivasi jihad di dalam Islam bisa berupa pembalasan atas kejahatan dan tindakan permusuhan dari musuh Islam, membela diri, keluarga dan negeri, menjaga dakwah hingga tersampaikan kepada manusia semuanya, menjamin kebebasan dakwah dan keyakinan, menolong orang-orang lemah, orang dzalim dan itu hanya bisa dengan menghilangkan thagut.
IM dan Palestina
- Tindakan penjajah Inggris dan kedok konspirasi mereka atas Palestina terbongkar oleh Ikhwanul Muslimin yang menyebarkan puluhan ribu buku “Api dan Kehancuran di Palestina”.
- IM adalah kelompok yang pertama kali menyadarkan rakyat Mesir tentang masalah Al-Quds dan mereka pula yang pertama kali membuat “penggalangan sumbangan untuk Al Quds” untuk pada mujahidin tahun 1931.
- Tahun 1935 Al Banna mengirim seorang pemuda dari IM dari sayap militernya untuk membela saudara-saudara mereka di Palestina dengan pimpinan Izzuddin Al Qassam untuk berlatih senjata. Al Banna juga yang mengirim Mahmud Labin, wakil IM untuk sayap militer untuk menyelesaikan perselihan antara dua organisasi Najadah dan Fatwah. Akhirnya, mereka bersatu dengan nama Organisasi Pemuda Arab.
- Konferensi rakyat pertama yang digelar IM untuk Palestina di tahun 1938 yang dihadiri oleh utusan rakyat dan pemerintah resmi serta anggota parlemen Mesir, Irak, Suriah, Sudan dan Libanon.
- IM menolak resolusi pembagian wilayah Palestina 29 Novemver 1947. Mereka menyerukan bangsa Arab agar berunjuk rasa pada 15 Desember 1947. Al-Azhar, Universitas-universitas serta lembaga-lembaga dan tokoh politik keluar menggelar unjuk rasa. Al Banna menyerukan kepada mereka, “Labbaika Palestina, darah kami menjadi penebus Palestina, meski kami kekuarangan senjata. Hari ini akan kami bebaskan dari musuh kami. Saya umumkan dari mimbar ini bahwa Ikhwanul Muslimin menyumbangkan darah 10 ribu relawan untuk mati syahid demi Palestina dan mereka telah siap untuk dipanggil ke Palestina. kepada para raja dan pemimpin, Al Banna menyerukan, “Biarkan antara kami dengan Yahudi. Jika Palestina hilang dari kami, maka gantunglah aku dan saudara-saudara kami di lapangan umum.”
- Ketika Inggris mengumumkan penarikan pasukannya dari Palestina pada Mei 1948 dan menyerahkan Palestina kepada Yahudi, maka IM mengumumkan tragedi ini dan Al Banna mengumumkan semua anggota IM di seluruh Mesir untuk berkumpul di markasnya di Kairo. Namun mereka dikagetkan oleh keputusan Liga Arab dan pasukan Mesir yang melarang IM masuk ke Palestina dan hanya mengandalkan pasukan tetap.
- IM masuk ke Palestina melalui Sinai dengan alasan tour ilmiah. Sebagian masuk melalui mobil barang dan ada yang jalan kaki. Termasuk 35 murid usia 16 tahun yang masuk melalui Sinai dengan jalan kaki. Ketika tiba di Palestina, mereka bukan bertanya tentang istirahat dna makan, namun bertanya kapan giliran mereka berlatih untuk melawan Yahudi.
- IM Jordania juga ikut dalam jihad ke Palestina, di antara Mursyid Aamnya Abdul Lathif Abu Qaurah. IM Suriah juga tidak ketinggalan, termasuk Mursyid Aamnya Mushtafa Sibai dan juga warga Irak dengan pimpinan Muhammad Mahmud Shawwaf, warga Sudan dan Libanon.
- Dua bulan sebelum pasukan Arab resmi tiba, pasukan IM sudah berada di Palestina. mereka masuk pada Maret 1948.
Peperangan Yang Melibatkan IM
- Pertempuran Kafr Daurm di perbatasan Mesir dengan Palestina.
- IM menyerang rombongan zionis Yahudi yang memaksa mereka lari dan IM berhasil menguasai 15 mobil mereka.
- Pertempuran Tabah 86 di selatan Der Balah. Pasukan Mesir mengontak Ustad Kami Syarif pada bahwa Tabah udah jatuh di tangan Yahudi. Maka mereka meminta IM mengembalikan ke tangan bangsa Arab. Sebab jika tidak akan membahayakan pasukan Mesir di Gaza. Akhirnya IM bisa mengambil alih kembali Tabah.
- Komandan umum pasukan Mesir Fuad Shadiq meminta pemerintah Mesir memberikan lencana penghargaan atas kepahlawanan mereka dalam pertempuran itu.
- IM berhasil dengan izin Allah melakukan tarbiyah jihadiyah dan mengambil alih Asluj dan pemukiman Yahudi Ramat Rahel dekat Betlehem.
Pembunuhan Imam Al Banna
IM menyebar bukan saja di Mesir bahkan menyebar di seluruh dunia Arab dan Islam. Bahkan sebuah harian Amerika menyebut Al Banna “Laki-laki ini adalah orang terkuat di dunia. Dia tidak akan bisa dikalahkan kecuali apabila “peristiwa yang ada lebih besar” dari sekarang.” Karenanya, penyebab pembunuhan Hasan Al Banna karena dia memenuhi janji dan tekad yang pernah dikatakan. Ia mengirim pasukan IM di Palestina yang memberikan pelajaran kepada Yahudi dan Inggris yang tidak pernah mereka lupakan. Maka Amerika memberikan isyarat kepada Naqrasyi agar membubarkan IM dan membunuh Al Banna. Intruksi ini dilaksanakan. Senjata pribadi Al Banna dilucuti, mobilnya dicuri, telepon rumahnya diputus, rekan-rekannya ditangkap dan dia dibunuh.
Pagi hari kesyahidannya, Al Banna melihat mimpi melihat Imam Ali ra mengatakan kepadanya, “Wahai Hasan (Al Banna) tugasmu sudah selesai. Misimu sudah kau tunaikan. Allah menerimamu dan menerima amalmu.” Meski demikian, dia tetap keluar melanjutkan kerjanya. Pemerintah Mesir mengontaknya. Al Banna berjanji untuk dialog dengan pemerintah soal situasi yang ada. Pertemuan di sepakati di Jamiyah Pemuda Islam. Al Banna menunggu namun tidak ada yang datang. Maka pada jam 8.30 tanggal 12 Februari 1949 dia ditembak di lapangan terbesar di Kairo di depan gedung pemuda Islam. Ia segera dievakuasi ke RS Istana Aini. Namun ada kesengajaan prosedur yang dipersulit sehingga ia kehabisan darah dan meninggal syahid. Mereka tidak mau menyerahkan jasad Al Banna kepada ayahnya kecuali setelah dia berjanji menguburnya sendiri tanpa menghadirkan siapapun. Sang ayah yang sudah renta di atas 90 tahun itu memandikan dan mengkafani anaknya yang syahid. Polisi melarang jasad Al Banna di bawah oleh laki-laki. Maka jasad sang syahid dibawah oleh empat kaum wanita yang berjalan di kepung dengan barisan tank dan ratusan pasukan. Dengan cara seperti inilah akhirnya tokoh pembaru Islam abad 20 dikebumikan. (bsyr/Aljazeera.net)
No comments:
Post a Comment